CERITA SECANGKIR KOPI
“Sionil Jose, seorang penulis Filipina membuat novel di tahun 70an berjudul ‘Tokoh-tokoh Munafik’. Berkisah tentang anak-anak muda yang sukses membuat revolusi menumbangkan kediktatoran namun kemudian berkhianat,” ungkapnya. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Beberapa orang yang terlibat dalam gerakan perlawanan membelot ke pihak penindasan. Dari yang masuk partai-partai borjuasi, bekerja untuk para pelanggar HAM, atau mengabdi menjadi staf ahli.
Sementara itu, di kalangan mahasiswa sekarang ada keresahan yang menyebarluas. “Hari ini banyak mahasiswa yang kaya tapi horizonnya terbatas. Pertanyaannya model curhat semua: bagaimana cara membagi waktu kuliah dengan berorganisasi, bagaimana bisa konsisten ikut aksi massa tapi IPKnya di atas tiga. Heroismenya jadi sangat terbatas.”
“Kampus SPP tiap tahun makin meningkat yang semakin mahal dan komersil juga semakin represif dan otoriter. Mahasiswa melawan sedikit langsung direpresi birokrat,” Mereka yg menggugat mahalnya Uang Kuliah diburu dan diintimidasi para aparat dan pejabat kampus. “Suasana di kampus semakin lama semakin Ngk jelas” menurut saya arah nya ke bidang bisnis.
“Akhirnya dari pada berjuang melakukan perlawanan, mahasiswa jadi lebih antusias menangani permaslahan dluar kam,pus sperti demo dan aksi pengalangan dana mahasiswa tanggap menyikapi.
*Lulus nak cepat ngapain lagi lama lama dikampus .cepat lulus cepat dapat kerja apakah it menjamin*
*Lulus cepat atau lulus tepat waktu ???*
Ini lah yg selalu di rasakan oleh ditiap mahaiswa akhir bisa si cepat lulus beaya skrispsi jagan mahal2 dong .bukan krn malas krn faktor duit skrip mahal betul bh.*
Sementara itu di sisi lain, “Sekarang kita melihat kesadaran warga untuk berjuang melawan hak-haknya sedang meningkat. Tapi perjuangan mereka tidak dan tidak bisa melibatkan kampus. Malah sebaliknya. Hubungan kampus dan perusahaan semakin erat. Penelitian-penelitian dan studi-studi di kampus diarahkan untuk bekerja melayani kepentingan persuasif .Jadi kampus terlibat itu merupakan keterlibatan di pihak korporasi. Entah itu pejabatnya menjadi staf ahli, penasihat,atau wakilnya. Padahal kita tahu sendiri, banyak kaum tani sedang diancam dan diserang perampasan tanah berdalih pembangunan, termasuk pembangunan bandara dan investasi asing banyak masuk.. yang bagian dari Percepatan Pembangunan Ekonomi Kaltara Begitulah Kaltara jadi medan propaganda-propaganda kapitalis,”
“Padahal sebenarnya yang melawan ada banyak. Banyak orang2 yang bergerak,” apalagi sekarng ini mahasiswa baru saja diterima pada gelombang ketiga .karena dana mahasiswa baru ini tiap tahunya meningkat Kemudian juga ada mahasiswa yang mau menuntut kampus menurunkan Uang SPP tpi sebuah wacana saja..“Jadi potensi kekuatan yang dimiliki sesungguhnya besar,”
*“Seperti kata Antonio Gramsci, kita boleh sedih tapi jangan pesimis.”*
“Saya kurang setuju kalau dibilang ada kebangkitan gerakan mahasiswa. Sebaliknya justru ada kemunduran. Gerakan Mahasiswa yang sebelumnya lantang menolak kenaikan harga BBM di masa rezim Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekarang malah surut perlawanannya di masa rezim Jokowi.dan keras menolak kenaikan harga BBM malah tersandung kasus kisruh Kongres..
Ini lah di mana zaman mahaiswa yg tidak punya keberanian untk melawan.
Banyak BEM di hidup kan sayap porpol sehinga ini lah salah satunya runtuhnya idealime mahaiswa.
Seprti kata bung tan malaka * idealisme adlh yg di miliki terakhir oleh pemuda.
Jika idealis it hilang maka hancur lah mahasiswa.
Sehinga ini sering muncul bahasa .gerakan mahasiswa hari ini di motori dari belakang layar murni gerakan mahaiswa it sendiri padahal sebenarnya tdk sperti itu khususnya mahaiswa unikaltar.
Saya pun heran ketika pergantian pemimpin PRESMA Unikaltar banyak pihak birokrat tidak senang dgn kehadiran pemimpin baru .mereka mengatakan kenapa tdk ada pemilihan kenapa aklamasi..
Mari kita melihat
Sesuai aturan AD/ART yg di sepakati bersama DI MUBES 2016 ada yg namannya KPU kami bentuk untuk menyelangarakan pemilihan ketika di buka tidak yg mendaftar.
kabag minat bakat dan kemehasiswaan yang tidak paham mekanisme organisasi. di karenakan juga tidak punya pedoman admitrasi anatara pihak ormawa dan rektorat.
sehinga ketika teman BEM mengajukan sesuatu pasti salah.
sekarang pihak kemahsiswan khususnya atau pun dosen sekirqanya medukung mahasiswa untuk tetap berorganisasi agar ada generasi setealh kami. jika mati gerakan mahasiwa dlam sebuag wadah oragnisasi otomatis kampus akan kesulitan.
Kemanakah arah mahaisswa hari ini apakah :
Pejuang atau penonton ?
Gerak atau diam ?
Hidup atau mati ?
Pemain atauu penonton ??
@satu suara satu tujuan